Memperkuat Strategi Ketahanan Terhadap Ransomware di Era Komputasi Canggih

menit membaca
Ransomware - Cybersecurity

Data merupakan aset yang sangat berharga di era digital ini. Sebab itu, perlindungan terhadap data mendapatkan perhatian khusus di banyak negara serta organisasi. 

Salah satu ancaman terbesar terhadap keamanan data dan menjadi momok di seluruh dunia adalah serangan ransomware. Baru-baru ini, Pusat Data Nasional (PDN) harus menghadapi serangan ransomware. 

Ransomware yang menyerang PDN ini diketahui merupakan varian Lockbit 3.0 terbaru bernama “Brain Cipher”. Ketika bicara tentang ransomware, LockBit bukanlah “wajah baru”. Dilansir dari Nikkei Asia, mereka disebut bertanggung jawab atas serangan siber di sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Filipina dan Malaysia.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2024, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 221,56 juta orang pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,67% dibandingkan periode sebelumnya.

Pertumbuhan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam ekonomi digital di Asia Tenggara. Maka tidak mengherankan transformasi digital Tanah Air yang berlangsung masif dan cepat juga meningkatkan tantangan seperti ancaman siber. Hal ini terlihat dari temuan Statista yang mencatat jumlah kebocoran data di Indonesia mencapai sekitar 8,9 juta kasus hingga kuartal pertama tahun 2023.

Kebocoran data tidak hanya menyebabkan kerugian dari segi kehilangan informasi penting yang bersifat privasi, menyebabkan hilangnya kepercayaan publik terhadap bisnis, serta kerugian materi yang cukup besar. Pasalnya, pelaku kejahatan siber tidak segan meminta uang tebusan dalam jumlah besar. Pada kasus PDN sendiri pelaku meminta US$ 8 juta atau sekitar Rp129,4 miliar kepada pemerintah.

Serangan ransomware pada PDN menjadi peringatan bagi kita tentang bagaimana serangan siber dapat berdampak luas. PDN menyimpan dan mengelola data penting yang digunakan berbagai lembaga pemerintah dan sektor publik. Serangan ini tidak hanya mengganggu operasional harian tetapi juga berpotensi mengancam keamanan nasional.

Beberapa langkah yang berikut perlu diambil untuk menangani dan mencegah serangan ransomware.

1. Deteksi Dini dan Respons Cepat

Sistem pemantauan seperti Security Information and Event Management (SIEM) harus diterapkan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan secara real-time. Dengan adanya sistem ini, organisasi atau bisnis dapat segera mengidentifikasi potensi serangan siber.

Selain itu, mereka juga dapat mengambil tindakan untuk mengisolasi serta memitigasi ancaman sebelum menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Respons cepat dapat meminimalkan dampak dan waktu pemulihan.

2. Backup Data Rutin

Melakukan backup data rutin merupakan langkah penting dalam strategi keamanan siber. Backup harus dilakukan secara terjadwal, idealnya setiap hari, dan disimpan di lokasi yang terpisah serta aman. 

Backup offline atau di cloud yang terisolasi dari jaringan utama dapat mencegah ransomware menyebar ke data cadangan. Dengan backup tersebut, organisasi dapat memulihkan data yang hilang atau rusak dengan cepat tanpa membayar tebusan kepada penyerang.

3. Pembaruan Berbagai Sistem

Memperbarui sistem operasi, perangkat lunak, dan aplikasi sangat penting untuk menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi pelaku kejahatan siber. Organisasi harus memiliki kebijakan pembaruan yang ketat dan otomatis untuk memastikan semua perangkat selalu dilindungi keamanan terbaru.

4. Edukasi dan Pelatihan

Edukasi dan pelatihan karyawan mengenai ancaman siber juga menjadi komponen kunci dalam pertahanan organisasi. Karyawan harus memahami cara mengidentifikasi email phishing, tautan berbahaya, dan praktik keamanan terbaik seperti penggunaan kata sandi yang kuat dan pengelolaan akses. 

Pelatihan berkala dan simulasi serangan siber dapat meningkatkan kesadaran serta keterampilan karyawan dalam menghadapi ancaman tersebut.

5. Penggunaan Teknologi Keamanan

Menggunakan teknologi keamanan yang canggih adalah langkah penting dalam melindungi jaringan dan data. Sebut saja, firewall dapat mencegah akses tidak sah ke jaringan, antivirus serta antimalware dapat mendeteksi dan menghapus perangkat lunak berbahaya. 

Selain itu, enkripsi data dapat memastikan data sensitif tetap terlindungi bahkan jika dicuri. Kombinasi dari berbagai teknologi keamanan ini membantu menciptakan lapisan perlindungan yang kuat dan komprehensif.

Dalam hal memperkuat bisnis dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang terus berkembang, bekerja sama dengan mitra yang andal dan ahli adalah hal yang paling penting. Defender Nusa Semesta (Defenxor) adalah anak perusahaan dari CTI Group, subholding dari PT Anabatic Technologies Tbk, dan merupakan pilihan ideal untuk bisnis yang ingin memperkuat infrastruktur keamanan.

Anabatic adalah perusahaan IT publik terkemuka di Indonesia. Kami bertujuan untuk memberikan solusi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk bersaing di era ekonomi digital saat ini, di mana saat ini sangat penting untuk meninjau dan merevisi proses bisnis perusahaan. Dalam menghadapi tantangan global, Anabatic siap membantu Anda melalui perubahan ini.

Defenxor memberikan solusi komprehensif dan proaktif untuk melindungi bisnis Anda. Mulai dari deteksi, respons, dan perlindungan endpoint yang canggih hingga memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan tertinggi. Tingkatkan keamanan bisnis Anda dengan Defenxor, mitra terpercaya dalam upaya tanpa henti untuk melindungi data dan memastikan ketahanannya.

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait