Berbagai Jenis Investasi Jangka Panjang Populer

menit membaca
jenis-investasi-jangka-panjang

Pasar investasi memang menawarkan berbagai instrumen dengan karakteristik dan risiko berbeda, tetapi pada akhirnya, strategi yang paling efektif justru seringkali yang paling sederhana. Bukan soal menebak pasar, melainkan memahami cara kerja uang dalam jangka panjang.

Jika tujuan utama adalah pertumbuhan aset jangka panjang yang stabil dan berkelanjutan, maka kuncinya bukan pada seberapa sering kita membeli dan menjual. Strateginya lebih kepada kemampuan memilih aset yang tepat, disiplin, dan membiarkan waktu yang bekerja.

Inilah esensi dari investasi jangka panjang yang mungkin dianggap sebagai pendekatan yang terlihat membosankan tetapi telah terbukti menjadi strategi paling rasional bagi mayoritas investor.

 

Mengenal Investasi Jangka Panjang

Kita saat ini berada di tengah gempuran informasi seputar trading cepat, peluang cuan instan, hingga tren investasi terbaru. Namun, banyak orang justru lupa bahwa membangun kekayaan untuk masa depan mereka tidak selalu membutuhkan strategi rumit.

Secara sederhana, investasi jangka panjang berarti menaruh uang pada aset untuk waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari lima tahun. Tujuannya agar nilai investasi bisa tumbuh maksimal berkat efek bunga (compounding) dan supaya gejolak harga jangka pendek tidak terlalu berpengaruh.

Strategi ini cocok untuk tujuan besar yang tidak perlu dicapai sekarang juga. Misalnya membeli rumah, mempersiapkan pendidikan anak, atau pensiun.

Intinya, semakin lama Anda berinvestasi, semakin kecil pengaruh naik-turun harga harian. Karena nilainya cenderung stabil berkat pendapatan rutin seperti kupon atau dividen dan potensi kenaikan harga aset seiring waktu.

 

Baca Juga: Istilah dalam Dunia Investasi yang Penting untuk Diketahui

 

Jenis-Jenis Investasi Jangka Panjang

Ada beberapa jenis investasi jangka panjang yang cukup populer dijalankan di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenisnya.

Saham

Saham menawarkan potensi pertumbuhan nilai paling tinggi dalam jangka panjang, sekaligus volatilitas tertinggi. Pendekatan yang umum dipakai investor ritel adalah fokus pada perusahaan besar (blue chip) atau saham pembayar dividen lalu pegang lama agar menikmati pertumbuhan laba dan dividen yang diinvestasikan kembali. 

Reksa Dana

Reksa dana membantu Anda berinvestasi secara otomatis di banyak jenis aset karena dikelola oleh manajer investasi profesional. Untuk jangka panjang, reksa dana saham atau indeks biasanya jadi pilihan utama, sedangkan reksa dana pendapatan tetap bisa menambah kestabilan lewat kupon atau obligasi. 

Keunggulan utama reksa dana, terutama bagi investor pemula adalah diversifikasinya. Jadi, risiko tidak bertumpu pada satu aset saja.

SBN Ritel

Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR) diterbitkan pemerintah, cocok untuk investor yang butuh imbal hasil kupon bulanan dan relatif stabil. Tenor ORI/SR umumnya 3-6 tahun sehingga selaras dengan rencana jangka menengah sampai panjang dan bisa menjadi penyeimbang portofolio berbasis saham. Pembelian biasanya dilakukan online lewat mitra distribusi resmi. 

Emas

Emas sering digunakan sebagai pelindung nilai (hedging) saat pasar bergejolak atau nilai uang melemah. Dalam jangka panjang, emas berperan sebagai penyeimbang portofolio bukan sebagai aset dengan keuntungan paling tinggi. Karena itu, emas cocok ditempatkan dalam porsi yang wajar untuk membantu menjaga kestabilan nilai investasi secara keseluruhan.

Deposito dan Instrumen Pasar Uang

Instrumen ini relatif stabil dan likuid namun imbal hasilnya rendah sehingga kurang cocok sebagai tulang punggung target jangka panjang. Perannya lebih ke penampung dana parkir atau dana darurat di portofolio. 

Properti

Properti menawarkan kombinasi apresiasi nilai dan potensi sewa dalam jangka panjang. Kekurangannya yaitu membutuhkan modal besar, biaya transaksi tinggi, dan likuiditas rendah. Karena itu, sebaiknya diseimbangkan dengan aset likuid lain agar rencana keuangan tetap fleksibel.

 

Tips Sukses Berinvestasi Jangka Panjang

Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah tips yang mudah untuk dilakukan.

Tetapkan Tujuan dan Profil Risiko

Tentukan dulu target keuangan Anda berapa nominal yang ingin dicapai dan kapan waktunya. Setelah itu, sesuaikan alokasi asetnya. Semakin lama jangka waktu dan semakin tinggi toleransi risiko Anda, semakin besar porsi aset berpotensi tumbuh seperti saham atau reksa dana saham. Sementara itu, SBN ritel atau reksa dana pendapatan tetap bisa menjadi penyeimbang untuk menjaga kestabilan dan memberi arus kas rutin.

Diversifikasi

Campurkan beberapa kelas aset. Misalnya saham, obligasi/SBN, dan emas agar risiko spesifik satu aset tidak mengguncang seluruh rencana. Anda bisa memilih reksa dana sebagai cara praktis mendapatkan diversifikasi sejak awal. 

Perhatikan Biaya, Pajak, dan Likuiditas

Biaya tinggi menggerus hasil jangka panjang. Pilih produk dengan biaya wajar dan pahami konsekuensi likuiditas. Contohnya properti lebih lambat dijual dibanding reksa dana. Sedangkan untuk instrumen berkupon seperti SBN ritel, pahami mekanisme pajak agar proyeksi arus kas realistis. 

Review dan Rebalancing Berkala

Sekali setahun, cek apakah proporsi aset Anda masih sesuai profil dan tujuan. Jika saham tumbuh terlalu besar porsinya, sebagian bisa dialihkan ke pendapatan tetap atau emas untuk kembali ke komposisi ideal begitu juga sebaliknya.

Hindari FOMO

Strategi jangka panjang sering gagal bukan karena produk yang buruk, melainkan perilaku mudah panik saat turun dan rakus saat naik. Tetap berpegang pada rencana, jangan mengejar sesuatu yang “viral”. Sesuaikan investasi dengan rencana yang sudah ditentukan agar tidak menyesal di hari esok.

Baca Juga: Pengetahuan Penting Tentang Investasi Saham Untuk Pemula

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait